OJEK vs GOJEK
- Utin Kustriana & Eva Aulia
- Jun 29, 2015
- 2 min read

Sore itu, Fendi dan Jay dengan menggebu-gebu mengeluarkan pendapat akan ketidaksukaannya terhadap munculnya Gojek. Pria berusia 50 tahun itu memulai kerjanya sebagai tukang ojek selepas subuh setiap harinya. Abang ojek yang biasa mangkal di Pasar Lenteng Agung, Jakarta Selatan ini hingga minggu siang baru mendapatkan satu penumpang. mereka mengaku pendapatanya menurun setelah adanya gojek.
Dengan ketus Fendi menentang dan merasa terganggu dengan munculnya Gojek karena pernah suatu kejadian yang membuatnya sakit hati sebab Gojek mengambil penumpang di depannya. Karena biasanya orang-orang itu yang biasa memakai jasa mereka ketika hari-hari kerja maupun selepas pulang kerja sebelum adanya Gojek.
Gojek yang selama ini dianggap saingan oleh ojek pangkalan memang sedang melakukan promosi selama Bulan Ramadhan dengan tarif Rp 10.000 untuk 25km, sehingga membuat masyarakat beralih menggunakan Gojek.
“Selama ini saya pikir ojek yang udah ada duluan merasa disaingi sesama tukang ojek. Sebelum ada Gojek pada lari ke sini, sekarang ya… pangkalan kaya gini. Sepi. Apalagi bulan puasa”. Ungkap Jay.
Penghasilan ojek pangkalan dalam sehari sebelum ada gojek bisa mencapai Rp 100-200 ribu. Menurut mereka tarif Gojek dan ojek pangkalan sama saja, tidak jauh beda. Bahkan ojek pangkalan bisa lebih murah dari Gojek.
Tetapi di balik ricuhnya ojek yang tak terima ada juga ojek pangkalan yang merasa biasa saja dan tidak merasa tersaingi dengan kehadiran Gojek. Pelanggan mereka juga tidak berkurang, karena penumpangnya tetap warga daerah tersebut yang menggunakan jasa ojegnya.
Saripuddin yang berusia 54 tahun seorang ojek yang sering mangkal di Stasiun Lenteng Agung menjelaskan dengan santai bahwa ojeg dan Gojek adalah pekerjaan yang sama-sama mencari nafkah jadi ya, sah-sah saja. Berbeda lagi dengan cara pandang Iyanto yang juga ngojek di sekitaran stasiun, baginya rezeki itu sudah ada yang mengatur.
Para ojek ketika itu ditemui sedang mangkal di pangkalan tidak berminat bergabung di Gojek Indonesia. Alasan yang dituturkan berbeda-beda. Ada yang sudah nyaman dipangkalan ojek dan kebutuhan pun tercukupi. Ada juga yang tidak paham dikomunikasinya dalam mengoprasikan gadget, ditambah ada yang keberatan mengenai sistem bagi hasil dan lebih suka secara independent.
תגובות